WELCOME WELCOME! :D

It's just me. Prila Nur Amalina who bring a lot of stories in her life to this blog. Joke, silly, love and some fiction will make you enjoy this blog. Chao!

Rabu, 08 September 2010

Fanfic PG-17 -- My Sassy Girl Part. 4 (End)

“Donghae, sudah lebih dari lima bar kita hampiri. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kalau Jessica dan Eunhyuk berada di sana!” Jiyoon mulai panik.

“Tenanglah… Masih ada satu bar lagi.” Kata Donghae.

Mereka akhirnya sampai di bar terakhir dari seluruh bar yang ada di Seoul.

“Kau yakin kali ini mereka ada?”

“Yakin banget.” Ucap Donghae mantap. Mereka lalu melangkah memasuki bar itu.

“Mau pesan apa?” tanya sang pelayan.

“Oh, tidak, tidak… saya hanya ingin bertanya sesuatu.”

“Ada apa?”

“Apa kah kamu melihat sepasang laki-laki dan perempuan yang ke sini? Yang perempuan, rambutnya pirang… dan yang laki-laki, ia agak pendek, dan matanya sangat sipit juga sangat kurus.” tanya Jiyoon panjang lebar.

“Ehmm, tunggu…” pikir pelayan sejenak. “Sepertinya saya melihatnya. Mereka berdua memesan wine yang memenuhi gelas…”

“Penuh?” tanya Donghae heran.

“Iya. Laki-laki itu mabuk, lalu dibawa pergi oleh perempuannya…”

“Dibawa pergi??” seru mereka bersamaan. “Ke arah mana?!” tanya Jiyoon.

“Ke arah… Seoul Hotel. Jaraknya sangat dekat dari sini…”

***

Jessica menyampingkan tubuhnya, menghadap ke arah Eunhyuk tertidur.

“Lee Hyukjae…” katanya pelan. “Kau lebih menarik dari korban-korbanku yang terdahuli, kau tahu. Yah, aku tahu kau bodoh. Namun, ternyata tampangmu oke juga.” Gumamnya pelan seraya mengusap-usap dengan lembut pipi Eunhyuk.

“Ya, ya, aku tahu… menahanmu di hotel ini memang tidak termasuk dalam rencana. Tapi, setelah aku melihatmu tertidur,” ia lalu menggerakkan jari-jarinya di atas dada Eunhyuk, “kau terlihat imut.”

Jessica menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Eunhyuk. Kini jarak tubuh mereka mungkin hanya dua sentimeter. Ia bangun lalu menghimpit pinggang Eunhyuk dengan kedua pahanya. Kini posisi Eunhyuk berada di bawah dan Jessica menindih perutnya. Ia mengelus dada Eunhyuk yang bidang itu. Jessica mengangkat dagu Eunhyuk dan segera mencium bibir Eunhyuk lama. Ia memeluk kepala Eunhyuk erat sementara lidahnya sudah jauh menerobos ke dalam mulut Eunhyuk. Jessica menikmati permainan lidahnya terhadap Eunhyuk sementara Eunhyuk masih terlelap, tidak tahu apa-apa.

BRAKK!! Pintu kamar hotel yang ditempati oleh mereka berdua terbuka. Muncullah sesosok perempuan berambut pendek berdiri.

Jessica sedikit kaget, namun ia hanya melepaskan lidahnya dari mulut Eunhyuk. Badannya masih di atas Eunhyuk. Jessica mengusap bibirnya.

Jiyoon yang melihat kejadian itu: Jessica yang berada di atas tubuh Eunhyuk, Jessica yang tadi sedang sibuk menciumi Eunhyuk, sebenarnya ingin menangis sekencang-kencangnya. Beraninya Jessica mempermainkan Eunhyuk yang tak berdaya. Namun ia meguatkan hatinya dan tetap mencoba untuk dingin.

“Oh, kau rupanya,” Jessica menatap pintu yang tadi dibuka paksa oleh Jiyoon, “kaki yang kuat.” perlahan ia berdiri dan turun dari ranjang.

“Terima kasih.” kata Jiyoon datar. Ia melirik sedikit ke arah Eunhyuk yang tertidur dengan jaketnya telah dilepas. Ia lalu memandang Jessica yang baju atasannya hanya tank-top yang memperlihatkan setengah perutnya. Jiyoon tersenyum sinis. Genit.

“Ada perlu apa kesini? Oh, aku tahu… ingin membawa dia pulang?” Jessica menunjuk ke arah Eunhyuk. Jiyoon kembali tersenyum. Ia melangkah mendekati Jessica, begitu juga Jessica yang terus maju menghadap Jiyoon. Jarak antara keduanya semakin mendekat. “Kalau saja kau tidak datang lebih dulu mungkin sekarang aku sedang asyik menodainya.”

“Pertama, aku ingin menghabisimu.”

Jiyoon segera meninju pipi Jessica dengan amat keras, membuat Jessica terjatuh. Lalu Jiyoon menendang keras bagian paha Jessica.

“Aargh!”

Jessica berdiri. Ia segera menendang bagian perut Jiyoon, sehingga Jiyoon terpental hingga ke ujung kamar. Tak ada artikel di koran manapun yang menjelaskan bahwa Jessica adalah mantan guru Taekwondo.

Punggung Jiyoon serasa mau patah saking sakitnya. Ia mengerang kesakitan. Namun ia berdiri lagi, berlari, lalu menonjok perut Jessica hingga ia terjatuh lagi. Tidak ada pula satu orangpun yang menjelaskan bahwa Jiyoon pernah mengalahkan ahli Taekwondo.

Jessica tidak dapat berdiri dengan cepat. Lehernya pun segera ditahan oleh Jiyoon.

Jiyoon bersiap meninju Jessica, ketika suara seseorang melemahkannya.

“Jiyoon? Jessica?” Eunhyuk yang baru bangun berkata dengan bingung. Ia memegang-megang kepalanya. “Mengapa bibirku basah sekali?” ia bergumam sambil mengusap bibirnya.

“Eun…hyuk?” Jiyoon menatapnya. Cengkeramannya melemah, sehingga menjadi kesempatan bagi Jessica untuk menyerang balik.

“HYAA!” Jessica langsung menendang perut Jiyoon hingga terpental. Ia lalu menarik tubuh Eunhyuk yang masih bingung, dan merangkulkan tangan Jessica ke leher Eunhyuk.

“Jessica…?”

“Jangan mendekat, atau ia akan mati!!” Jessica mengeluarkan sebuah pistol, lalu menyentuhnya ke kepala Eunhyuk. Eunhyuk yang menyadarinya segera berteriak.

“Jiyoon! Jiyoon!” teriaknya seperti anak kecil.

Dengkul Jiyoon melemas, kepalanya menunduk. Ia jatuh terduduk, lalu memegang kepalanya yang pusing. Airmatanya jatuh ke lantai berlapis karpet dari bulu domba itu.. Eunhyuk menatapnya lama.

Jiyoon memandang Jessica lemah. “Jessica…” katanya pelan, “Tolong lepaskan Eunhyuk…”

Jessica masih menyentuhkan pistolnya ke kepala Eunhyuk, memasang tampang sadis.

Airmata membanjiri kedua pipi Jiyoon. Ia memegang keras bulu karpet itu.

Jiyoon berdiri. ia melangkah sedikit demi sedikit ke arah dua orang itu, sementara Jessica juga memundurkan langkahnya beberapa langkah, hingga mentok ke pojok kamar.

Jiyoon menatap Eunhyuk lama. Sekarang bukan tatapan cinta atau lain sebagainya, sedangkan tatapan suruhan, seakan mengatakan bahwa Eunhyuk harus melakukan sesuatu. Eunhyuk menatapnya bingung, seperti bertanya, “Apa yang harus kulakukan?”

Jiyoon lalu memandang ke arah perut Jessica yang setengah terbuka. Ia lalu memandang ke arah Eunhyuk lagi, seakan berkata, “Mengerti?”

Eunhyuk tersenyum tipis, lalu terdiam. Menunggu saat yang tepat.

“Jessica…” mohon Jiyoon. Tatapannya memelas. “Tolong lepaskan Eunhyuk…”

Jessica mencibir. “Kalau tidak, apa yang akan kaulakukan?”

Tiba-tiba Jiyoon tersenyum, membuat Jessica bingung. “Menghabisimu.”

Jessica yang bingung akan sikap Jiyoon tanpa sadar telah mengendurkan cengkeramannya.

“Eunhyuk!” perintah Jiyoon keras. Eunhyuk tersenyum. Ia lalu segera memukul perut Jessica dengan sikunya.

“Arrgh!” Jessica melepas cengkeramannya. Ia mengerang kesakitan, berjalan mundur ke belakang. Ternyata perut memang kelemahannya.

Eunhyuk berlari ke arah Jiyoon. Mereka terdiam, menatap mata mereka satu sama lain.

“Kalian bodoh.”

Eunhyuk dan Jiyoon menoleh. Di depan mereka, Jessica berdiri sambil menodongkan pistolnya ke arah mereka. Refleks, Jiyoon langsung berjalan satu langkah ke depan. Tangannya memegang tangan Eunhyuk yang ada di belakangnya. Ia melindungi Eunhyuk.

“Jiyoon!” seru Eunhyuk.

“Sst! Kau diam saja!”

Jiyoon berjalan berputar sambil terus menghadap Jessica, begitu juga Jessica. Sehingga sekarang posisi mereka bertukar. Jiyoon dan Eunhyuk ada di ujung kamar dan Jessica berada di dekat pintu kamar.

“Penculikanku sekarang tidak berjalan sempurna…” kata Jessica, masih menodongkan pistolnya, “Karenamu, Jeon Jiyoon.”

“Terima kasih.” jawab Jiyoon singkat. Ia mempererat pegangan tangannya pada Eunhyuk. Jessica mencibir.

“Karena itu aku akan membunuhmu lebih dulu.”

Jiyoon tiba-tiba tertawa melihat apa yang ada di belakang Jessica. Dengan cepat ia berkata, “Coba saja.”

Jessica sudah bersiap-siap melepaskan pelurunya ke arah Jiyoon ketika seseorang mendorong lehernya ke lantai dan membuat Jessica terjatuh.

“Aargh!”

“Jangan bergerak!” seru polisi itu. Ia mengebelakangkan kedua tangan Jessica lalu memborgolnya, sementara Jessica berteriak-teriak tidak jelas. Polisi itu lalu menarik Jessica keluar kamar. Sebelum keluar, polisi itu berterimakasih kepada Donghae yang berada di ambang pintu kamar. Sebelum keluar kamar juga, Jessica sempat melihat ke arah Eunhyuk. Ia tersenyum pada Eunhyuk, sementara Eunhyuk hanya terdiam.

“Terima kasih untuk malam ini, Hyuk.”

“Hah??” Eunhyuk bengong.

Saat semua polisi telah keluar, Donghae berlari ke arah Jiyoon dan Eunhyuk. “Kalian tidak apa-apa?”

Mereka berdua menggelengkan kepala. Mereka lalu berhadapan, saling menatap satu sama lain.

“Semua telah berakhir, Hyuk…”

“Karena kau…” Eunhyuk menoleh ke Donghae, “dan dia.” Jiyoon tersenyum.

“Terima kasih…” kata Eunhyuk tulus.

“Eunhyuk…” Jiyoon berkata ragu-ragu. Namun keraguan itu segera dibalas oleh Eunhyuk. Dengan kecupan di bibirnya. Jiyoon memandangnya tak percaya, namun akhirnya ia membalasnya.

“Jeon Jiyoon,” Eunhyuk berkata, berlutut di depan Jiyoon, “Maukah… kau bersamaku lagi?” lanjutnya, mengecup tangan Jiyoon. Jiyoon meneteskan airmatanya.

“Ya…”

-The End

***

Gimana gimana? Mian banget ya kalo gaje alias gajelas alias amburadul alias ambruk alias... ?dibekep
Komen okeh? Gomawo! :D

2 komentar:

  1. sica nya apabanget deh disitu ckck .pengen nonjok -__-
    alurnya pas :)

    hayo hayo dibikin lagi cerita yg lbh seruu :D

    BalasHapus
  2. eh jangan ditonjok ntar layarnya pecah (?) ._.

    makasih makasih :D ff baru/ liat ntar ya lagi kurang mood nih -_-

    BalasHapus