WELCOME WELCOME! :D

It's just me. Prila Nur Amalina who bring a lot of stories in her life to this blog. Joke, silly, love and some fiction will make you enjoy this blog. Chao!

Selasa, 07 September 2010

Fanfic PG-17 -- My Sassy Girl Part. 3

***

“Eunhyuk?”

“Aku tidak begitu yakin, tapi…” Donghae berkata, menelan ludah, “Firasatku mengatakan seperti itu.”

Jiyoon membaca halaman utama koran pagi itu. Disana tertulis besar-besar, “Kasus Penculikan 3 Anak Orang Kaya, Dilakukan Oleh Seorang Gadis”

Dada Jiyoon kembali sesak. Tapi ia harus melupakan Eunhyuk… ia tidak bisa membantu Donghae.

“Donghae, maaf...” Jiyoon menunduk, siap menutup pintu yang lalu segera ditahan oleh Donghae.

“Jiyoon, tolong!” Donghae memohon pada Jiyoon. Tatapan matanya sangat dalam. “Demi Eunhyuk…”

“Tapi ia memutuskanku begitu saja, Donghae!” Jiyoon meneteskan airmatanya. “Untuk apa aku menyelamatkan orang yang telah menyakitiku?”

“Jiyoon…” Donghae mengusap airmata Jiyoon. “Kau mencintainya, kan?”

Jiyoon menunduk. “Iya...” bagaimanapun, sesakit apapun hatinya karena Eunhyuk, perasaannya terhadap Eunhyuk tidak pernah berubah sedikitpun.

“Jadi… apa yang akan kaulakukan?”

“Malam ini mereka akan berkencan.”

“Dimana?”

“Di bar.”

“Apa!?”

Donghae segera menerobos tubuh Jiyoon, masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi. “Tidak ada waktu.” katanya, lalu menarik tangan Jiyoon menaiki tangga.

Donghae memasuki kamar Jiyoon dengan cepat. “Hmm.. kamar yang lumayan keren.”

“Apa yang akan kau lakukan disini!?” tanya Jiyoon.

“Maaf, Jiyoon, tapi aku harus cepat.” Donghae lalu dengan cepat menyalakan laptop Jiyoon.

Ia meng-klik ikon Mozilla Firefox, lalu mengetik alamat situs resmi kepolisian Korea.

“Apa yang kaulakukan?” tanya Jiyoon heran.

“Aku akan menyelidiki siapa Jessica sebenarnya.” Kata Donghae pendek.

“Apa??”

Ia mengetik nama “Jessica Jung” dalam daftar data pelaku kejahatan. Tidak lama kemudian muncullah satu nama: Jung Soo Yeon (a.k.a. Jessica Jung). Disitu juga terpampang foto Jessica, pacar baru Eunhyuk, terlihat sedang berusaha menculik seorang laki-laki yang kelihatan mabuk. Bajunya serba hitam.

Jiyoon menutup mulutnya. Donghae terbelalak.

“Jessica??” seru mereka bersamaan.

“Jadi…?” Jiyoon tidak melanjutkan kata-katanya.

Donghae lalu meng-klik foto itu, dan muncullah satu artikel pendek tentang Jessica:

Jung Soo Yeon a.k.a. Jessica Jung; Penculik Cantik yang Sadis

Jung Soo Yeon, atau yang dikenal dengan nama Jessica Jung, merupakan seorang penculik sekaligus pembunuh berdarah dingin yang terkenal dengan cara menculiknya. Ia menculik korbannya dengan cara yang tidak biasa. Orang-orang yang menjadi korbannya adalah orang-orang kaya.

“Orang kaya? Lalu bagaimana bisa Eunhyuk diculik? Eunhyuk kan tidak kaya!” kata Jiyoon tidak percaya.

“Hei, don’t look the book from the cover!” kata Donghae. “Jangan salah menilai. Bapak Eunhyuk merupakan donatur terbesar di kampus kita. Sebab itulah ia diterima di Kyunghee University dengan IQ serendah itu.”

Jiyoon melongo mendengar perkataan Donghae. Ia tidak percaya Eunhyuk sekaya itu.

“Namun, masalahnya, kedua orangtua Eunhyuk sedang ke luar kota. Aku takut, nyawa Eunhyuk tidak dapat tertolong lagi karena orangtuanya tidak bisa dengan cepat datang ke Korea.”

Mata Jiyoon langsung berkaca-kaca.

Cara Jessica mendapatkan korbannya adalah dengan menarik hati korban dengan wajah dan bentuk tubuhnya yang indah, lalu segera memacari korban. Di malam penculikan, Jessica mengajak korban kencan sampai korban mabuk. Jessica lalu akan menculiknya dan meminta tebusan yang teramat mahal, jika tidak korban akan dibunuh, dan jasadnya akan dibuang di jalanan. Sampai saat ini tiga korban penculikan Jessica sudah ditemukan tidak bernyawa di tiga jalanan yang berbeda.

“Tidak. EUNHYUK!” Jiyoon berteriak setelah membaca artikel itu. Eunhyuk akan dibunuh… Jiyoon tidak kuat memikirkannya.

“Jiyoon…” Donghae menarik tangannya. “Sudah tak ada waktu untuk menangis. Sekarang, kita berdua akan menjalankan misiku.”

***

Hari ini Eunhyuk tampak sangat tampan dengan jeans hitam, kaus u can see, jaket kulit berwarna hitam, dan sepatu sneakers berwarna hitam. Ia telah menunggu Jessica selama setengah jam lamanya, di bar, tempat yang terasa sangat asing baginya. Orang-orang yang ada di sini terlihat mabuk. Semuanya tertawa lepas tanpa beban. Mata mereka tidak fokus.

“Menunggu lama?” Eunhyuk menoleh ke belakang. Jessica.

“Eh… lumayan.” Eunhyuk menjawab sambil menatap tubuh Jessica dari bawah ke atas. Sangat berbeda dari yang ia kenal. Ia memakai celana hitam ketat, tank-top berwarna silver yang memperlihatkan setengah perutnya, jaket berwarna hitam tanpa kancing, dan sepatu stiletto dengan hak 7 sentimeter. Gotik, tetapi tetap cantik dan menarik. Ia tersenyum manis.

Jessica duduk di bangku di sebelah Eunhyuk lalu memesan dua gelas wine. Eunhyuk menatapnya heran.

“Wine? Untuk siapa?”

“Tentu saja untuk kita berdua.” Jessica tersenyum. Kalau sudah melihat senyuman Jessica, Eunhyuk tidak bisa melawan apapun yang ia inginkan. Iapun mengangguk.

Pelayan akhirnya menyerahkan dua gelas wine yang, tidak biasanya, gelasnya diisi penuh.

“Mengapa gelasnya penuh?” tanya Eunhyuk bingung.

“Makin banyak makin baik.” Jessica menjelaskan, tertawa kecil. Eunhyuk mengangguk bodoh.

“Nah, sekarang,” Jessica mengangkat tangan Eunhyuk yang memegang wine. Ia juga mengangkat tangannya yang memegang wine. “Mari bersulang!” Jessica menyentuhkan wine-nya ke wine Eunhyuk, diikuti oleh Eunhyuk dengan kikuk.

“Ayo minum sampai habis!” Jessica meminum wine-nya, sambil melirik Eunhyuk yang awalnya ragu, tapi akhirnya dengan cepat menenggak alkohol itu sampai habis.

Jessica menurunkan gelasnya dari mulutnya. Ia tidak meminum minuman itu. Dipandanginya Eunhyuk yang pandangan matanya mulai tidak fokus.

“Jessica… ohok! Jessica…” panggil Eunhyuk sambil terus-menerus cegukan. Jessica tersenyum.

“Kau capek ya?” tanya Jessica, wajahnya mendekat pada wajah Eunhyuk. Mata Eunhyuk menyipit melihat Jessica dari dekat. Ia lalu mengangguk, dan cegukan lagi. Tak lama kemudian ia sudah tertidur pulas di atas meja bar.

Jessica berdiri. Ia mengangkat badan Eunhyuk dari meja bar. Ia lalu melingkarkan tangan Eunhyuk ke pundaknya, dan berjalan keluar bar dengan kepala Eunhyuk yang tertidur bersandar ke pundaknya.

***

Mau kemana kita sebenarnya, Donghae?” Jiyoon bertanya. Mereka sedang berada di dalam mobil Donghae. Donghae menyetir dan Jiyoon duduk di sebelahnya. Keduanya menunjukkan rasa gelisah.

“Ini,” kata Donghae seraya menyerahkan sebuah buku panduan kota Seoul dari laci mobil, “Adalah buku panduan. Kita akan menghampiri semua bar yang alamatnya terdaftar di sana. Jessica dan Eunhyuk pasti ada di salah satunya.”

Jiyoon membuka-buka halam buku itu dengan cepat. “Oke. Bar pertama... Melody Bar.”

“Oh. Aku tahu tempatnya.”

Jiyoon menatap Donghae lama. Donghae yang sadar akan tatapannya langsung menoleh.

“Ap—apa, Jiyoon?” tanya Donghae.

“Donghae… apa Eunhyuk baik-baik saja sekarang?”

“Aku tidak begitu yakin…” Donghae berkata sambil terus menghadap ke jalanan. Hingga ia sadar kalau kata-kata itu terlalu jujur. Ia telah membuat hati Jiyoon kembali ragu.

“Eh, maksudku…” Donghae salah tingkah melihat Jiyoon yang kembali menangis. Sekarang ini Jiyoon jadi cengeng dan lebih sensitif.

“Ji—Jiyoon…” Donghae mengelus rambut Jiyoon pelan, mencoba menenangkannya.

“Aku takut…” rintih Jiyoon, memegang bagian jantungnya dengan tangannya. “Aku takut…”

“Ya, aku tau…” kata Donghae perhatian.

“Kupikir…”

“Apa?” tanya Jiyoon.

“Kupikir Eunhyuk salah tidak mencintaimu.” Kata Donghae menerawang ke jalanan yang sepi, “Kau memang berbeda dari cewek lainnya. Kau sangat setia.”

Jiyoon tersenyum tipis, ia menghapus airmatanya. “Terima kasih…”

***

Jessica membawa Eunhyuk ke hotel dekat bar tempat Eunhyuk mabuk tadi. Ia memesan satu kamar di hotel itu.

“Huh…” Jessica membuka pintu kamar sambil terus membawa Eunhyuk, dan menyalakan lampu kamar. Ia segera merebahkan badan Eunhyuk yang tertidur pulas di pundaknya ke ranjang yang ada di kamar itu. Jessica memandang Eunhyuk letih.

“Kau lebih berat dari yang kukira…” keluhnya capek. Ia menutup pintu kamar.

Dipandanginya tubuh Eunhyuk yang tidur terlentang di kasur, dari bawah ke atas. “Kau berbeda, Hyuk. Aku juga tak tahu mengapa.” gumamnya. Ia lalu melepas jaketnya dan menaruhnya di meja. Sekarang yang ia kenakan hanya celana ketat dan tank-top yang memperlihatkan setengah perutnya itu.

“Kau berkeringat,” kata Jessica pada Eunhyuk, “Sini, biar kubuka jaketmu.” Lanjutnya sambil tersenyum. Ia lalu membuka jaket kulit Eunhyuk. Lalu terlihatlah kedua lengan Eunhyuk yang berotot.

“Wow,” kata Jessica, sedikit kaget. “Tak kusangka.”

Tanpa ragu-ragu ia pun merebahkan dirinya di sebelah Eunhyuk yang tertidur pulas.

“Hoamm…” Jessica menguap. “Aku ngantuk. Tapi aku harus menyelesaikan ini semua, malam ini juga.”

***

Yaelah sori sori part 3-nya kepanjangan jadi harus sampe part 4 deh ha ha -_- komen yawks :D

2 komentar:

  1. kyaa . apa lg yg akan di lakukan sica??

    kayanya si jiyoon lebih cocok ama donge deh ckck/plak

    BalasHapus
  2. eh maap ini onni winda kan ya? >(._.)<
    hehe setelah aku telaah iya juga ya. donge perhatian banget ama jiyoon #authorgagal -_- disini author cuma pengen ngejelasin kalo donge itu cowok perhatian kok ga lebih hehe :D thanks udah komen onn :D

    BalasHapus